Cyndy Aulia Putri itulah namanya. Orangnya cantik, baik, pintar, lucu, manis, dan setia kawan. Cyndy hanyalah anak semata wayang. Dia hidup dari kalangan orang tua yang berada. Didalam rumah yang amat megah dan mewah Cyndy hanya ditemani oleh Ibu,Ayah,Pak Tono (supir pribadi Cyndy), Pak Amir (supir pribadi ayah), Bi Fena & Bi Feni. Pekerjaan ayahnya adalah seorang direktur utama dikantor swasta dan mempunya tambang emas. Sedangkan ibunya adalah seorang desainer yang penghasilannya selangit. Walaupun tinggal dirumah besar, Cyndy sangat sedih karena tak ada yang bisa diajak bercanda,bermain, dan belajar bersama. Cyndi enggan mengundang teman-temannya, karena dia berpikir bahwa temannya pasti sedang sibuk. Pada suatu hari Cyndy berkata..
“ Ibu, ayah, Cyndy ingin sekali mempunyai satu peliharaan saja. Boleh ya Ibu,ayah. “ rayu Cyndy. Ibu menjawab “ Boleh saja sayang.. namun apakah kamu bisa mengurus peliharaan? Nanti mereka bisa membuang kotoran dimana saja..” “Ibu.. aku bisa kok.. aku janji nanti aku akan mengurusnya..aku akan membersihkan semua kotoran “ Cyndy bersemangat sekali.Ibu, ayah hanya mengangguk ragu.
Benar ayah, ibu pun membelikan sebuah kucing angora, warnannya putih bulunya halus dan lembut. Cyndy senang sekali, dia pun sangat berterimakasih kepada ayah dan ibu. Lalu, kucing itu diberinnya nama Marie.. “ Ibu..ibu.. bukankah bagus aku memberi nama Marie. Nama yang sangat indah,Ibu,ayah.. terimakasih. “ Cyndy mencium pipi ibu dan ayah. “ Sama-sama sayang..” balas mereka.
Sejak Cyndy mempunyai kucing itu, Cyndy jadi malas belajar, susah makan, dan tak mau membersihkan kotoran-kotoran itu. Dia asik dengan kucingnya itu. Ayah dan ibu pun menjadi khawatir sekali. Sebab prestasinya lumayan menurun, badannya pun menjadi kurus. “ Cyndy ayolah makan.. nanti kamu sakit,kalau kamu sakit kasihan kan Marie, dia tak punya kakak lagi..” rayu ibu menggoda. “ Jangan lupa sehabis makan langsung belajar ya sayang.. “ tambah ayah. Cyndy pun berpikir, kalau dia sakit tentu Marie akan kasihan. “ Baiklah Cyndy mau makan. Tapi, Cyndy nggak mau belajar ah. “ Ayah dan ibu terkejut, biasanya Cyndy sangat suka belajar.
Ayah dan ibu sepakat untuk menjual kucing itu, karena Cyndy jadi terganggu kondisinya. Namun, mereka juga kasihan kalau Cyndy jadi sedih tak punya teman.
“ Cyndy, kalau kamu tak mau makan dan belajar ibu dan ayah akan menjual kucing itu. Tapi, kalau Cyndy mau belajar Ayah dan ibu tak akan menjual kucing itu “ Ayah berkata tegas. Cyndy sangat sedih sekali kalau harus menjual kucing kesayangannya itu. Cyndy pun merelakannya untuk menjual kucing itu. Ayah dan ibu memang benar, kucing itu membuat Cyndy menjadi malas.
“ Baiklah ayah, ibu, silahkan saja dijual kucing itu. Maafkan Cyndy ya ibu, ayah, kalau Cyndy menjadi malas akibat Cyndy terlalu asik bermain. Kucing itu membuat Cyndy jadi anak pemalas. Maafkan Cyndy.. “ Cyndy sangat menyesal. Ayah dan ibu tersenyum senang. “ Baiklah Cyndy, ayah dan ibu berjanji untuk membelikan peliharaan yang baru. “ Cyndy tersenyum enggan.
Sampai ditoko hewan Cyndy menitikkan air mata, melihat kucingnnya. Namun, apa yang terjadi?? Kucing itu melompat kepangkuan Cyndy. Sungguh, Cyndy tak kuasa membendung air matanya. Ayah dan ibu, memandang Cyndy tak kuasa. Ayah dan ibu pun tak jadi menjualnya. Cyndy senang bukan main. Dia berkata “ Ibu, ayah. Terimakasih.. Cyndy janji Cyndy nggak akan mengulangi kesalahan Cyndy lagi.. Cyndy akan mau makan, mau belajar, dan kembali merebut prestasi Cyndy disekolah! “ Ayah dan ibu pun menangis terharu..
Kisah ini berakhir bahagia…